MEDIA & KOMUNIKASI POLITIK By Mustika Ranto Gulo, ST. M.IKom

MEDIA & KOMUNIKASI PLOTIK

Mata kuliah ini mengupas tentang fungsi media termasuk Media elektronik (Radio, televisi) media baru yang kita kenal sebagai “new media” yang bisa dimanfaatkan untuk mencapai tujuan pribadi atau kepentingan individu, golongan dan kelompok masyarakat agar efektif mencapai keinginan politiknya. Jadi, guna mencapai tujuan (goal) dalam kepentingan politik, para aktor politik menggunakan media massa, New Media dan atau jejaring sosial sebagai sarana promosi yang kita kenal sebagai fasilitas pencitraan aktor-aktor politik. Mengapa memilih media massa? Karena Media massa dalam arti seluas-luasnya termasuk televisi dan radio, new media dan jejaring sosial yang menyebar melalui fasiitas infrastruktur internet access adalah alat yang sangat  efektif mencapai setiap individu.

Targetnya adalah setiap orang (individu) agar orang yang belum memiki keputusan politiknya bisa berubah pendiriannya, mampu mempengaruhi mereka yang ragu-ragu, bahkan bisa mengarahkan dan membentuk opini pada tema yang mereka (aktor politik) sampaikan.

MEDIA & KOMPOL by MUSTIKA RANTO GULOApa itu komunikasi politik (political communication) adalah komunikasi yang melibatkan pesan-pesan politik dan aktor-aktor politik, atau berkaitan dengan kekuasaan, pemerintahan, dan kebijakan pemerintah. Namun, sekarang ini ada realitas baru dimana pemilik media memanfaatkan perusahaan media miliknya untuk ikut nimbrung dalam kancah politik. Sehingga ada kekuatiran masyarakat tentang visi dan misi media itu telah berubah menjadi alat hegemoni politik kaum pemilik modal. Ilmu Komunikasi secara khusus memisahkan mata kuliah Media dan Komunikasi Politik ini sebagai salah satu mata kuliah khusus pada jurusan Business Media & Industry.

Berpedoman pada sebuah teori menurut Gabriel Almond (1960): komunikasi politik adalah salah satu fungsi yang selalu ada dalam setiap sistem politik. “All of the functions performed in the political system, political socialization and recruitment, interest articulation, interest aggregation, rule making, rule application, and rule adjudication,are performed by means of communication.”

Contoh kasus di Indonesia adalah “Bagaimana suksesi Program Keluarga Berencana bisa diterima oleh masyarakat yang sangat religius dan multi-cultural itu”. Dinilai bahwa Pemerintah berhasil dalam arti “KOMUNIKASI POLITIK” yang dilakukan adalah kampanye resiko jika banyak anak, sementara ajaran agama dan budaya ribuan suku-suku sangat bertentangan dengan kebijakan tersebut. Komunikasi Politik Keluarga Berencana semata-mata bukan hanya kepentingan Pemerintah yang berkuasa tetapi kepentingan masa depan keluarga juga. Kampanye resiko banyak anak melalui media massa baik milik pemerintah maupun swasta ternyata berhasil memberi pemahaman baru kepada kelaurga-keluarga generasi baru terutama di perkotaan.

Pada kasus ini “SALURAN MEDIA” dianggap hanya satu arah, karena pada masa itu tidak memiliki ruang bagi rakyat secara individu unuk melakukan komplain atau protes tidak setuju atas kebijakan itu. Selain ada unsur pemaksaan dan tekanan dari pemerintah dengan segala kebijakan maka dianggap bahwa kesempatan rakyat untuk menyampaikan inspirasinya sangat minim bahkan tertutup sama sekali.

Berbeda dengan Media Massa sekarang yang karena perkembangan “TEKNOLOGI MEDIA” telah membuka ruang untuk rakyat (individu) memberi komentar, tanggapan atau protes (unek-unek) baik dengan keras dan bahkan komentar yang tidak sopan sekalipun. Tutur kata dan tata krama telah diabaikan karena saluran media telah terbuka, artinya ruang untuk melampiaskan kemarahan mereka (RAKYAT) pun telah tersedia. Media Jejaring Sosial seumpama Twitter dan Facebook, dan New Media Online yang memberi ruang berkomentar tanpa filter adalah fenomena baru dalam dunia baru Business Media & Industry.

Saluran Media Terbuka adalah saluran komunikasi  media dua arah dimana setiap tema atau topik bisa dikomentari oleh pembaca (penikmat) secara beramai-ramai tanpa rasa takut dan bahkan tanpa harus mempertanggungjawabkan apa yang disampaikannya. Saluran Media Terbuka memiliki keunikan tersendiri, dimana New Media  tersebut memberi fasiltas adu argumen antara para komentator. Tanggapan-tanggapan dalam saluran Media dua arah tidak bisa dikontrol bahkan kadang dibiarkan begitu saja tanpa efek apap=apa.

Dalam beberapa survey yang saya tidak sebutkan disini menyatakan Televisi masih mendominasi semua media yang ada sebagai media yang sangat efektif mencapai sasarannya. Pesan-pesan politik lebih cepat sampai kepada semua lapisan masyarakat, baik lapisan intelektual, mahasiswa/pelajar, buruh, petani bahkan kaum papah sekalipun bisa dijangkau oleh televisi. Namun penelitian ini masih perlu dianalisa lebih dalam lagi, karena tidak mudah untuk melakukan survey dari sisi wilayah yang sangat luas dan seberapa banyak pemilik televisi di desa-desa, seberapa banyak Stasiun TV yang bisa dijangkau (Coverage Area).

Mata Kuliah “MEDIA DAN KOMUNIKASI POLITIK” terdiri dari 3 SKS selesai dalam 14 kali pertemuan ditambah 1 x pertemuan untuk Ujian Tengah Semester dan 1 x untuk Ujian Akhir Semester.

3 respons untuk ‘MEDIA & KOMUNIKASI POLITIK By Mustika Ranto Gulo, ST. M.IKom

Apa Komentar Anda