KAPITA SELEKTA (4) Urbanisasi dan Sosiologi Perkotaan

Masalah pelik tentang urbanisasi telah menyumbang persoalan di kota-kota besar seperti kota Jakarta, Surabaya dan lain-lain. Mengapa? Karena pusat pertembuhan ekonomi ada di kota, demikianlah bayangan orang tentang hebatnya kota. Pertarungan kaum urban ini, dianggap masalah sosial yang serius karena banyak menimbulkan efek yang negatif. Kota selalu dipandang sebagai pusat pendidikan, pusat kegiatan ekonomi, dan pusat pemerintahan. Namun, berdasarkan sejarahnya perkembangan kota itu berasal dari tempat-tempat pemukiman yang sangat sederhana. Apa itu kota dan apa hubungannya dengan kaum urban, berikan 5 contoh kasus sosial diperkotaan seperti Jakarta sebagai efek dari urbanisasi itu sendiri.

Bobot 40 (Tugas Wajib)

Kirim Komentar anda minimal 500 kata

60 respons untuk ‘KAPITA SELEKTA (4) Urbanisasi dan Sosiologi Perkotaan

  1. Reblogged this on saidpasha and commented:

    Apa itu kota? Menurut louis wirth kota adalah pemukiman yang relatif besar,padat dan permanent, dihuni oleh orang orang yang hetrogen kedudukan sosialnya.
    kota juga menjadi tujuan para urban untuk mendapatkan kehidupan yang lebih layak. Selain itu, daya tarik daerah tujuan juga menentukan masyarakat untuk melakukan urbanisasi. Namun Para urban yang tidak memiliki skill kecuali bertani tentunya akan kesulitan mencari pekerjaan di daerah perkotaan, karena lapangan pekerjaan di kota menuntut skill yang sesuai di bidangnya, ditambah lagi lapangan pekerjaan yang juga semakin sedikit sehingga adanya persaingan ketat dalam mencari pekerjaan. Masyarakat yang tidak memiliki skill tentunya hanya bisa bekerja sebagai buruh kasar yang lebih mengandalkan otot dari pada otak. Masyarakat yang tidak memiliki pekerjaan, umumnya hanya menjadi tunakarya, tunasusila. Hal ini tentunya akan memberikan pengaruh negatif terhadap lingkungan kota. Akibat dari meningkatnya urbanisasi terhadap lingkungan kota, baik dari segi tata kota maupun keadaan sekitarnya. Dampak urbanisasi terhadap lingkungan kota antara lain:
    1. Semakin minimnya lahan kosong di daerah perkotaan.
    Lahan kosong di daerah perkotaan semakin minim karena pertambahan penduduk kota yang begitu pesat, sudah sulit diikuti kemampuan daya kotanya. Saat ini lahan-lahan kosong di perkotaan sangat jarang di temui. Ruang untuk kelancaran lalu lintas kendaraan, dan tempat parkir sudah sangat minim, bahkan lahan untuk ruang terbuka hijau (RTH) pun sudah tidak ada lagi. Lahan kosong yang terdapat di daerah perkotaan telah banyak di manfaatkan oleh para urban sebagai pemukiman, perdagangan, dan peindustrian legal maupun ilegal. Bangunan bangunan yang didirikan untuk perdagangan maupun perindustrian umumnya dimiliki oleh warga pendatang. Selain itu para urban yang tidak memiliki tempat tinggal biasanya menggunakan lahan kosong sebagai pemukiman liar mereka, hal ini menyababkan minimnya lahan kosong di daerah perkotaan.
    2. Penyebab kemacetan lalu lintas
    Padatnya penduduk di kota menyebabkan kemacetan dimana mana, di tambah lagi arus urbanisasi yang semakin bertambah. Para urban yang tidak memiliki tempat tinggal maupun pekerjaan banyak yang mendirikan pemukiman liar di sekitar jalan. Sehingga kota yang awalnya sudah macet menjadi tambah macet. Selain itu tidak sedikit para urban yang memiliki kendaraan sehingga menambah volum kendaraan di setiap ruas kota.
    3.menambah polusi di daerah perkotaan.
    Urbanisasi baik dengan tujuan mencari pekerjaan maupun untuk memperoleh pendidikan, umumnya memiliki kendaraan. Pertambahan kendaraan bermotor roda dua dan roda empat yang membanjiri kota secara terus menerus, menimbulkan berbagai polusi udara dan kebisingan atau polusi suara bagi telinga manusia.
    4.ledakan penduduk.
    Daerah kota yang sebelumnya mengalami pertumbuhan penduduk yang stabil mengalami ledakan penduduk dalam waktu singkat. Meningkatnya pertumbuhan penduduk juga mendorong harga properti naik lebih tinggi, sekaligus membuka jalan bagi penciptaan lahan kumuh.
    5. Kesenjangan ekonomi.
    Kota adalah surga bagi para pencari peluang, di lain sisi, realitas yang di sayangkan adalah tidak meratanya perekonomian. Kota adalah tempat terbaik untuk melihat contoh ketimpangan ekonomi, dimana orang kaya akan terus bertambah kaya, sedangkan orang miskin semakin miskin. Tingginya tingkat kompetisi dapat mengakibatkan pengangguran, sehingga semakin bertambahnya jumlah pengangguran

    Suka

  2. Reblogged this on alvisptsr and commented:

    Apa itu kota dan apa hubungannya dengan kaum urban? Menurut Louis Weirth Kota adalah pemukiman yang relatif besar, padat & permanen, dihuni oleh orang-orang yang heterogen kedudukan sosialnya. Pada dasarnya manusia selalu berusaha untuk memenuhi kebutuhan mereka dari sandang, pangan dan tempat tinggal yang layak. Masyarakat desa berfikiran jika mereka pergi kekota mereka akan mendapatkan itu semua secara instan, faktanya tidak seperti itu.
    Keinginan warga desa di daerah untuk mendapatkan penghasilan yang tinggi dan tempat tinggal yang layak secara instan telah menjadi masalah bagi sebagian kota besar di Indonesia seperti Jakarta, Bandung, Surabaya, dsb. Daya tampung dari kota-kota tersebut tidak seimbang dengan jumlah para transmigran. Disamping itu, kendala bagi pemerintah kota untuk mengetahui jumlah penduduknya adalah banyaknya transmigran gelap yang bertambah di Jakarta.
    Urbanisasi adalah masalah yang cukup serius bagi kita semua. Persebaran penduduk yang tidak merata antara desa dengan kota akan menimbulkan berbagai permasalahan kehidupan sosial kemasyarakatan. Jumlah peningkatan penduduk kota yang signifikan tanpa didukung dan diimbangi dengan jumlah lapangan pekerjaan, fasilitas umum, aparat penegak hukum, perumahan, penyediaan pangan, dan lain sebagainya tentu adalah suatu masalah yang harus segera dicarikan jalan keluarnya.
    5 contoh kasus sosial di perkotaan akibat efek dari urbanisasi :

    1. Semakin minimnya lahan kosong di daerah perkotaan
    Pertambahan penduduk kota yang begitu pesat, sudah sulit diikuti kemampuan daya dukung kotanya. Saat ini, lahan kosong di daerah perkotaan sudah jarang. Bahkan, untuk Ruang Terbuka Hijau pun sudah tidak ada lagi.

    2. Meningkatnya tingkat kriminalitas atau kejahatan seperti pencurian dan perampokan
    Banyaknya para urban yang pergi kekota tidaklah menjadi masalah apabila masyarakat mempunyai keterampilan tertentu yang dibutuhkan. Namun, kenyataanya banyak diantara mereka yang datang ke kota tanpa memiliki keterampilan kecuali bertani. Oleh karena itu, sulit bagi mereka untuk memperoleh pekerjaan yang layak. Mereka yang sulit mendapatkan pekerjaan yang layak umumnya menjadi perampok.

    3. Penyebab bencana alam
    Para urban yang tidak memiliki pekerjaan dan tempat tinggal biasanya menggunakan lahan kosong di pusat kota maupun di daerah pinggiran Daerah Aliran Sungai (DAS) untuk mendirikan bangunan liar baik untuk pemukiman maupun lahan berdagang mereka. Hal ini tentunya akan membuat lingkungan tersebut yang seharusnya bermanfaat untuk menyerap air hujan justru menjadi penyebab terjadinya banjir. Daerah Aliran Sungai sudah tidak bisa menampung air hujan lagi.

    4. Merusak tata kota
    Tata kota suatu daerah tujuan urban bisa mengalami perubahan dengan banyaknya urbanisasi. Urban yang mendirikan pemukiman liar di pusat kota serta gelandangan-gelandangan di jalan-jalan bisa merusak sarana dan prasarana yang telah ada, misalnya trotoar yang seharusnya digunakan oleh pedestrian justru digunakan sebagai tempat tinggal oleh para urban

    5. Penyebab kemacetan lalu lintas
    Padatnya penduduk di kota menyebabkan kemacetan dimana-mana, ditambah lagi arus urbanisasi yang makin bertambah. Para urban yang tidak memiliki tempat tinggal maupun pekerjaan banyak mendirikan pemukiman liar di sekitar jalan, sehingga kota yang awalnya sudah macet bertambah macet. Selain itu tidak sedikit para urban memiliki kendaraan sehingga menambah volum kendaraan di setiap ruas jalan di kota.

    Ledakan penduduk di perkotaan menjadi masalah serius di Indonesia. Oleh karena itu, pemerintah harus melakukan langkah-langkah yang tepat melalui kebijakan-kebijakan yang jelas dalam menangani masalah tersebut agar tidak menimbulkan masalah yang lebih luas lagi.

    Suka

  3. Reblogged this on devimeno7 and commented:
    kapita selekta (4) urbanisasi dan sosiologi perkotaan
    Kota berasal dari kata urban yang mengandung pengertian kekotaan dan perkotaan. Kekotaan menyangkut sifat-sifat yang melekat pada kota dalam artian fisikal, sosial, ekonomi, budaya. Perkotaan mengacu pada areal yang memiliki suasana penghidupan dan kehidupan modern. suatu tempat yang penghuninya dapat memenuhi sebagian besar kebutuhan ekonominya di pasar lokal. Daya pikat kota yang memukau dengan kehidupan modern dan glamor seringkali menjadi alasan bagi setiap orang untuk menjadikan kota sebagai tujuan utama dalam mengejar impian dan mencari kehidupan yang lebih layak.
    Daerah yang menjadi tujuan masyarakat dalam melakukan urbanisasi biasanya adalah kota besar dengan tingkat kepadatan penduduk yang cukup tinggi dan sudah maju baik dalam segi perekonomian dan pendidikan. Masyarakat menentukan daerah tujuan tidak semata berasal dari pemikiran dan niatan dari diri mereka, tetapi umumnya berasal dari sebuah pengaruh yang kuat. Pengaruh tersebut biasanya dalam bentuk ajakan yang datang dari orang-orang sekitar yang telah melakukan urbanisasi sebelumnya, informasi-inforamsi yang ada media massa tentang daerah tujuan, impian pribadi, terdesak kebutuhan ekonomi, dan lain sebagainya. Pengaruh-pengaruh tersebut bisa berasal dari daerah asal yang mendorong masyarakat maupun daerah tujuan yang menjadi daya tarik masyarakat dalam melakukan urbanisasi. Maka dari itu
    urbanisasi adalah masalah yang cukup serius. Persebaran penduduk yang tidak merata antara desa dengan kota akan menimbulkan berbagai permasalahan kehidupan sosial kemasyarakatan. Hal inilah yang mendorong masyarakat untuk melakukan urbanisasi dengan tujuan bisa mendapat kehidupan yang layak. Selain itu, daya tarik daerah tujuan juga menentukan masyarakat untuk melakukan urbanisasi. Para urban yang tidak memiliki skill kecuali bertani akan kesulitan mencari pekerjaan di daerah perkotaan, karena lapangan pekerjaan di kota menuntut skill yang sesuai dengan bidangnya. Ditambah lagi, lapangan pekerjaan yang juga semakin sedikit sehingga adanya persaingan ketat dalam mencari pekerjaan. Masyarakat yang tidak memiliki skill hanya bisa bekerja sebagai buruh kasar, pembantu Rumah Tangga, tukang kebun, dan pekerjaan lainnya yang lebih mengandalkan otot daripada otak. Sedangakn masyarakat yang tidak mempunyai pekerjaan, umumnya hanya menjadi tunawisma, tunakarya, dan tunasusila. Hal ini tentunya akan memberikan pengaruh negatif terhadap lingkungan kota sehingga menambah permasalahan Jumlah penduduk yang semakin meningkat dan penyebaran yang relatif tidak merata membawa pengaruh besar bagi terjadinya perpindahan penduduk antar wilayah, perpindahan penduduk yang sedang marak terjadi yaitu urbanisasi yang ada di kota. Saat ini, urbanisasi telah menjadi trend baru di masyarakat pedesaan. Masyarakat desa yang berbondong-bondong melakukan urbanisasi mengalami peningkatan tiap tahunnya.
    5 contoh kasus sosial diperkotaan seperti Jakarta sebagai efek dari urbanisasi itu sendiri.
    1. Merusak tata kota.
    Tata kota suatu daerah tujuan urban bisa mengalami perubahan dengan banyaknya urbanisasi.
    Urban yang mendirikan pemukiman liar di pusat kota serta gelandangan-gelandangan di jalan-jalan bisa merusak sarana dan prasarana yang telah ada, misalnya trotoar yang seharusnya digunakan oleh pedestrian justru digunakan sebagai tempat tinggal oleh para urban. Hal ini menyebabkan trotoar tersebut menjadi kotor dan rusak sehingga tidak berfungsi lagi.
    2. Munculnya kawasan kumuh (slum area)
    Salah satu penyebab yang bisa menghambat perkembangan kota dan menurunkan nilai estetika dari kota itu sendiri
    3. Tingkat kriminalitas meninggi, dan menghilangkan tingkat kenyamanan bagi penduduk sekitar
    4. Menaikkan tingkat polusi udara di daerah perkotaan
    5. lalu lintas di kota sangat padat,yang menyebabkan kemacetan lalu lintas di kota

    Suka

  4. Reblogged this on yulistikafajbrinawardhanie and commented:
    1.peningkatan polusi
    daerah perkotaan selalu disalahkan atas kontribusi mereka ke tingkat polusi yang tinggi . daerah padat penduduk, ditambah dengan kurang memperhatikan hukum lingkungan menambah kesengsaraan . sarana transportasi yang terus bertambah menambah emisi gas beracun ditambah dengan kemacetan lalu lintas yang telah membudaya tanpa solusi yang layak . gaya hidup di perkotaan meliputi penciptaan limbah yang sebagian besar tidak dapat terurai secara hayati . hal ini menyebabkan peningkatan masalah sampah yang mencemari tanah dan air selama bertahun tahun .
    2.ledakan penduduk
    daerah kota yang sebelumnya mengalami pertumbuhan penduduk yang stabil mengalami ledakan penduduk dalam waktu singkat . meningkatnya pertumbuhan penduduk juga mendorong harga properti naik lebih tinggi, sekaligus membuka jalan bagi penciptaan lahan kumuh .
    3.tingginya biaya hidup
    biaya hidup di kota tidaklah murah . orang-orang harus membayar biaya tambahan untuk transportasi dan pajak untuk tingkat komoditas . tidak heran jika penduduk kota akan diminta untuk membayar pajak yang tinggi atas oksigen yang mereka hirup . populasi yang membengkak membuat setiap komoditas pengganti dengan kelas rendah dari banyak produk seperti makanan, air, bahkan obat-obatan . biaya untuk makan, transportasi, sewa, dan keperluan lainnya terus menerus mengalami peningkatan karena permintaan yang selalu melebihi pasokan .
    4.kesenjangan ekonomi
    kota adalah surga bagi pencari peluang, di lain sisi, realitas yang disayangkan adalah tidak meratanya perekonomian . kota adalah tempat terbaik untuk melihat contoh ketimpangan ekonomi di mana orang kaya akan terus bertambah kaya, dan orang miskin semakin miskin . tingginya tingkat kompetisi dapat mengakibatkan pengangguran .
    5.peningkatan angka kriminalitas
    dengan tekanan yang tidak semestinya pada daerah perkotaan setiap hari, hal ini akan menjadi suatu tantangan bagi badan pemerintah untuk mengelola daerah daerah metropolitan yang luas . kehidupan kota yang menarik bagi segala macam orang dan memungkinkan juga bagi segala macam kegiatan untuk berkembang, termasuk kejahatan . kejahatan menjadi bagian umum dari daerah perkotaan yang ramai . pada akhirnya warga sendiri yang harus menanggung akibatnya .

    Suka

  5. Reblogged this on Public Relation and commented:
    kota menurut Grunfield adalah suatu permukiman dengan kepadatan penduduk yang lebih tinggi daripada kepadatan penduduk nasional, struktur mata pencaharian nonagraris, dan sistem penggunaan tanah yang beraneka ragam, serta ditutupi oleh gedung-gedung tinggi yang lokasinya berdekatan dan menurut Jorge E.Hardoy ciri-ciri kota adalah:

    Ukuran dan jumlah penduduknya yang besar terhadap masa dan tempat.
    Bersifat permanen.
    Kepadatan minimum terhadap masa dan tempat.
    Struktur dan tata ruang perkotaan seperti yang ditujukan oleh jalur jalan dan ruang-ruang perkotaan yang nyata.
    Tempat dimana masyarakat tinggal dan bekerja.
    Fungsi perkotaan minimum yang diperinci, yaitu meliputi sebuah pasar, sebuah pusat administratif atau pemerintahan, sebuah pusat militer, sebuah pusat keagamaan, atau sebuah pusat aktivitas intelektual bersama dengan kelembagaan yang sama.
    Heterogenitas dan pembedaan yang bersifat hirarkis pada masyarakat.
    Pusat ekonomi perkotaan yang menghubungkan sebuah daerah pertanian di tepi kota dan memproses bahan mentah untuk pemasaran yang lebih luas.
    Pusat pelayanan bagi daerah-daerah lingkungan setempat.
    Pusat penyebaran, memiliki suatu falsafah hidup perkotaan pada masa dan tempat itu.
    terjadi urbanisasi setiap tahun membuat kepadatan penduduk yang tinggi. orang berlomba lomba kekota karna mengira lapangan kerja dikota banyak tapi sebaliknya. orang luar kota perpikir bahwa tanpa modal apa apa akan bertahan hidup dikota namum tidak. dan pendidikan yang kurang membuat mereka kalah bersaing di ibu kota. membuat mereka melalukan hal hal yang melanggar hukum. tetapi laju urbanisasi tetap bertambah.

    kepadatan penduduk ternyata membawa dampak negatif. berikut dampak negatif dari kepadatan penduduk:

    1. Kemiskinan

    bertambahnya kemiskinan setiap tahunnya karna kurang pendidik yang diterima karna masalah ekonomi. karna pendidikan yang kurang mereka harus mencari uang untuk makan dengan mengemis dan mengamen.

    2. Kepadatan lalu lintas

    Kepadatan lalu lintas adalah salah satu dampak negatif dari urbanisasi. tentu semua orang membutuhkan alat transportasi untuk berpergian dan setiap tahunnya kendaraan semakin bertambah karna merupakan kebutuhan. dari banyak kendaraan yang ada mengakibatkan kemacetan yang setiapnya hari terjadi.

    3. Kriminalitas

    Kriminalitas yang tinggi karna faktor ekonomi yang kurang dan sediknya lapangan kerja yang didapatkan sehingga memaksa untuk melalukan tindakan kriminalitas. pendidikan menjadi salah satu mengapa mereka melakukan tindak kriminalitas. pendidikan yang kurang membuat mereka tidak mampu bersaing dengan orang yang berpendidikan tinggi.

    4. Perumahan yang kumuh

    banyaknya orang membangun perumah kumuh dipinggiran kota karna keadaan ekonomi. perumahan kumuh yang sangat tidak sehat untuk ditinggalkan karna kurang layak dan sampah yang banyak membuat tempat menjadi kotor dan perumahan yang tidak layak kadang akan membawa penyakit baru dan bisa menjadi masalah baru. tetapi bagi mereka masalah tersebut bukan lah hal besar karna selama mereka masih bisa tinggal disana itu tidak akan menjadi gangguan.

    5. Lahan hijau yang sedikit

    Kurangnya lahan hijau terdapat dikota terutama taman. sedikitnya taman menjadi semakin tingginya polusi udara dan panasnya udara. orang orang lebih memilih membangun gedung dari pada taman yang merupakan salah satu pencengahan global warning.

    Suka

  6. Apa itu kota? Menurut louis wirth kota adalah pemukiman yang relatif besar,padat dan permanent, dihuni oleh orang orang yang hetrogen kedudukan sosialnya.
    kota juga menjadi tujuan para urban untuk mendapatkan kehidupan yang lebih layak. Selain itu, daya tarik daerah tujuan juga menentukan masyarakat untuk melakukan urbanisasi. Namun Para urban yang tidak memiliki skill kecuali bertani tentunya akan kesulitan mencari pekerjaan di daerah perkotaan, karena lapangan pekerjaan di kota menuntut skill yang sesuai di bidangnya, ditambah lagi lapangan pekerjaan yang juga semakin sedikit sehingga adanya persaingan ketat dalam mencari pekerjaan. Masyarakat yang tidak memiliki skill tentunya hanya bisa bekerja sebagai buruh kasar yang lebih mengandalkan otot dari pada otak. Masyarakat yang tidak memiliki pekerjaan, umumnya hanya menjadi tunakarya, tunasusila. Hal ini tentunya akan memberikan pengaruh negatif terhadap lingkungan kota. Akibat dari meningkatnya urbanisasi terhadap lingkungan kota, baik dari segi tata kota maupun keadaan sekitarnya. Dampak urbanisasi terhadap lingkungan kota antara lain:
    1. Semakin minimnya lahan kosong di daerah perkotaan.
    Lahan kosong di daerah perkotaan, pertambahan penduduk kota yang begitu pesat, sudah sulit diikuti kemampuan daya kotanya. Saat ini lahan-lahan kosong di perkotaan sangat jarang di temui. Ruang untukkelancaran lalu lintas kendaraan, dan tempat parkir sudah sangat minim, bahkan lahan untuk ruang terbuka hijau (RTH) pun sudah tidak ada lagi. Lahan kosong yang terdapat di daerah perkotaan telah banyak di manfaatkan oleh para urban sebagai pemukiman, perdagangan, dan peindustrian legal maupun ilegal. Bangunan bangunan yang didirikan untuk perdagangan maupun perindustrian umumnya dimiliki oleh warga pendatang. Selain itu para urban yang tidak memiliki tempat tinggal biasanya menggunakan lahan kosong sebagai pemukiman liar mereka, hal ini menyababkan minimnya lahan kosong di daerah perkotaan.
    2. Penyebab kemacetan lalu lintas
    Padatnya penduduk di kota menyebabkan kemacetan dimana mana, di tambah lagi arus urbanisasi yang semakin bertambah. Para urban yang tidak memiliki tempat tinggal maupun pekerjaan banyak yang mendirikan pemukiman liar di sekitar jalan. Sehingga kota yang awalnya sudah macet menjadi tambah macet. Selain itu tidak sedikit para urban yang memiliki kendaraan sehingga menambah volum kendaraan di setiap ruas kota.
    3.menambah polusi di daerah perkotaan.
    Urbanisasi baik dengan tujuan mencari pekerjaan maupun untuk memperoleh pendidikan, umumnya memiliki kendaraan. Pertambahan kendaraan bermotor roda dua dan roda empat yang membanjiri kota yang terus menerus, menimbulkan berbagai polusi udara dan kebisingan atau polusi suara bagi telinga manusia.
    4.ledakan penduduk.
    Daerah kota yang sebelumnya mengalami pertumbuhan penduduk yang stabil mengalami ledakan penduduk dalam waktu singkat. Meningkatnya pertumbuhan penduduk juga mendorong harga properti naik lebih tinggi, sekaligus membuka jalan bagi penciptaan lahan kumuh.
    5. Kesenjangan ekonomi.
    Kota adalah surga bagi para pencari peluang, di lain sisi, realitas yang di sayangkan adalah tidak meratanya perekonomian. Kota adalah tempat terbaik untuk melihat contoh ketimpangan ekonomi, dimana orang kaya akan terus bertambah kaya, sedangkan orang miskin semakin miskin. Tingginya tingkat kompetisi dapat mengakibatkan pengangguran,

    Suka

  7. Reblogged this on verarahana31 and commented:

    Kota merupakan kawasan pemukiman yang secara fisik ditunjukkan oleh kumpulan rumah-rumah yang mendominasi tata ruangnya dan memiliki berbagai fasilitas untuk mendukung kehidupan warganya secara mandiri.Hubungan kota-urban cenderung terjadi secara alami yaitu yang kuat akan menang, karena itu dalam hubungan desa-urban, makin besar suatu kota makin berpengaruh dan makin menentukan kehidupan perdesaan.
    Secara teoristik, kota merubah atau paling mempengaruhi desa melalui beberapa cara, seperti Ekspansi kota ke desa, atau boleh dibilang perluasan kawasan perkotaan dengan merubah atau mengambil kawasan perdesaan. Ini terjadi di semua kawasan perkotaan dengan besaran dan kecepatan yang beraneka ragam. Yang menjadi Pendorong terjadinya proses urbanisasi sebenarnya adalah kaum urban berusaha untuk meningkatkan taraf hidup mereka yang dikarenakan mereka berfikir hidup di kota relative lebih tinggi dibandingkan hidup di desa. karena di kota terdapat banyaknya pusat-pusat industri serta perdagangan, Sehingga kesempatan mendapatkan pekerjaan lebih tinggi dan mudah.
    Selain dari meningkatkan taraf hidup mereka, pendidikan pun menjadi factor penting yang mengakibatkan kaum urban memilih pindah ke kota. Karena pendidikan dikota lebih lengkap dan memadai dan para orang tua ingin memberikan pendidikan terbaik kepada anak-anaknya.
    Untuk mengendalikan arus urbanisasi yang ada, maka salah satu cara yang diperlukan adalah terjalinnya kerjasama antara pemerintah dan masyarakat khususnya di desa, untuk membuat suatu program pembangunan didesa, Khususnya bagi daerah yang memiliki tempat wisata alam. Sehingga, masyarakat desa pun akan merasa mencintai daerahnya dan akan terus mengembangkan kekhasan yang dimiliki daerahnya dan dapat melestarikan kebudayaan yang dimilikinya.
    5 contoh kasus urbanisasi:
    1. Semakin minimnya lahan kosong di daerah perkotaan
    Pertambahan penduduk kota yang begitu pesat, sudah sulit diikuti kemampuan daya dukung kotanya. Saat ini, lahan kosong di daerah perkotaan sangat jarang ditemui. ruang untuk tempat tinggal, ruang untuk kelancaran lalu lintas kendaraan, dan tempat parkir sudah sangat minim. Bahkan, lahan untuk Ruang Terbuka Hijau (RTH) pun sudah tidak ada lagi. Lahan kosong yang terdapat di daerah perkotaan telah banyak dimanfaatkan oleh para urban sebagai lahan pemukiman, perdagangan, dan perindustrian yang legal maupun ilegal. Bangunan-bangunan yang didirikan untuk perdagangan maupun perindustrian umumnya dimiliki oleh warga pendatang. Selain itu, para urban yang tidak memiliki tempat tinggal biasanya menggunakan lahan kosong sebagai pemukiman liar mereka. hal ini menyebabkan semakin minimnya lahan kosong di daerah perkotaan.

    2. Menambah polusi di daerah perkotaan
    Masyarakat yang melakukan urbanisasi baik dengan tujuan mencari pekerjaan maupun untuk memperoleh pendidikan, umumnya memiliki kendaraan. Pertambahan kendaraan bermotor roda dua dan roda empat yang membanjiri kota yang terus menerus, menimbulkan berbagai polusi atau pemcemaran seperti polusi udara dan kebisingan atau polusi suara bagi telinga manusia.

    3. Penyebab bencana alam
    Para urban yang tidak memiliki pekerjaan dan tempat tinggal biasanya menggunakan lahan kosong di pusat kota maupun di daerah pinggiran Daerah Aliran Sungai (DAS) untuk mendirikan bangunan liar baik untuk pemukiman maupun lahan berdagang mereka. Hal ini tentunya akan membuat lingkungan tersebut yang seharusnya bermanfaat untuk menyerap air hujan justru menjadi penyebab terjadinya banjir. Daerah Aliran Sungai sudah tidak bisa menampung air hujan lagi.

    4. Pencemaran yang bersifat sosial dan ekonomi
    Kepergian penduduk desa ke kota untuk mengadu nasib tidaklah menjadi masalah apabila masyarakat mempunyai keterampilan tertentu yang dibutuhkan di kota. Namun, kenyataanya banyak diantara mereka yang datang ke kota tanpa memiliki keterampilan kecuali bertani. Oleh karena itu, sulit bagi mereka untuk memperoleh pekerjaan yang layak. Mereka terpaksa bekerja sebagai buruh harian, penjaga malam, pembantu rumah tangga, tukang becak, dan pekerjaan lain yang sejenis. Bahkan,masyarakat yang gagal memperoleh pekerjaan sejenis itu menjadi tunakarya, tunawisma, dan tunasusila.

    5. Penyebab kemacetan lalu lintas
    Padatnya penduduk di kota menyebabkan kemacetan dimana-mana, ditambah lagi arus urbanisasi yang makin bertambah. Para urban yang tidak memiliki tempat tinggal maupun pekerjaan banyak mendirikan pemukiman liar di sekitar jalan, sehingga kota yang awalnya sudah macet bertambah macet. Selain itu tidak sedikit para urban memiliki kendaraan sehingga menambah volum kendaraan di setiap ruas jalan di kota.

    Suka

  8. Apa itu kota? Menurut louis wirth kota adalah pemukiman yang relatif besar,padat dan permanent, dihuni oleh orang orang yang hetrogen kedudukan sosialnya.
    kota juga menjadi tujuan para urban untuk mendapatkan kehidupan yang lebih layak. Selain itu, daya tarik daerah tujuan juga menentukan masyarakat untuk melakukan urbanisasi. Namun Para urban yang tidak memiliki skill kecuali bertani tentunya akan kesulitan mencari pekerjaan di daerah perkotaan, karena lapangan pekerjaan di kota menuntut skill yang sesuai di bidangnya, ditambah lagi lapangan pekerjaan yang juga semakin sedikit sehingga adanya persaingan ketat dalam mencari pekerjaan. Masyarakat yang tidak memiliki skill tentunya hanya bisa bekerja sebagai buruh kasar yang lebih mengandalkan otot dari pada otak. Masyarakat yang tidak memiliki pekerjaan, umumnya hanya menjadi tunakarya, tunasusila. Hal ini tentunya akan memberikan pengaruh negatif terhadap lingkungan kota. Akibat dari meningkatnya urbanisasi terhadap lingkungan kota, baik dari segi tata kota maupun keadaan sekitarnya. Dampak urbanisasi terhadap lingkungan kota antara lain:
    1. Semakin minimnya lahan kosong di daerah perkotaan.
    Lahan kosong di daerah perkotaan, pertambahan penduduk kota yang begitu pesat, sudah sulit diikuti kemampuan daya kotanya. Saat ini lahan-lahan kosong di perkotaan sangat jarang di temui. Ruang untukkelancaran lalu lintas kendaraan, dan tempat parkir sudah sangat minim, bahkan lahan untuk ruang terbuka hijau (RTH) pun sudah tidak ada lagi. Lahan kosong yang terdapat di daerah perkotaan telah banyak di manfaatkan oleh para urban sebagai pemukiman, perdagangan, dan peindustrian legal maupun ilegal. Bangunan bangunan yang didirikan untuk perdagangan maupun perindustrian umumnya dimiliki oleh warga pendatang. Selain itu para urban yang tidak memiliki tempat tinggal biasanya menggunakan lahan kosong sebagai pemukiman liar mereka, hal ini menyababkan minimnya lahan kosong di daerah perkotaan.
    2. Penyebab kemacetan lalu lintas
    Padatnya penduduk di kota menyebabkan kemacetan dimana mana, di tambah lagi arus urbanisasi yang semakin bertambah. Para urban yang tidak memiliki tempat tinggal maupun pekerjaan banyak yang mendirikan pemukiman liar di sekitar jalan. Sehingga kota yang awalnya sudah macet menjadi tambah macet. Selain itu tidak sedikit para urban yang memiliki kendaraan sehingga menambah volum kendaraan di setiap ruas kota.
    3.menambah polusi di daerah perkotaan.
    Urbanisasi baik dengan tujuan mencari pekerjaan maupun untuk memperoleh pendidikan, umumnya memiliki kendaraan. Pertambahan kendaraan bermotor roda dua dan roda empat yang membanjiri kota yang terus menerus, menimbulkan berbagai polusi udara dan kebisingan atau polusi suara bagi telinga manusia.
    4.ledakan penduduk.
    Daerah kota yang sebelumnya mengalami pertumbuhan penduduk yang stabil mengalami ledakan penduduk dalam waktu singkat. Meningkatnya pertumbuhan penduduk juga mendorong harga properti naik lebih tinggi, sekaligus membuka jalan bagi penciptaan lahan kumuh.
    5. Kesenjangan ekonomi.
    Kota adalah surga bagi para pencari peluang, di lain sisi, realitas yang di sayangkan adalah tidak meratanya perekonomian. Kota adalah tempat terbaik untuk melihat contoh ketimpangan ekonomi, dimana orang kaya akan terus bertambah kaya, sedangkan orang miskin semakin miskin. Tingginya tingkat kompetisi dapat mengakibatkan pengangguran,

    Suka

  9. Reblogged this on annisaokvalia and commented:

    Kota adalah suatu wilayah atau pusat dari seluruh kesibukan dan kegiatan kaum urban. Hampir semua kebutuhan manusia ada di kota. Kota identik dengan lapangan pekerjaan yang sangat luas dan penduduk yang padat. Kota sangat erat hubungannya dengan kaum urban, karena tanpa adanya kaum urban maka tidak akan ada kota, begitu pula sebaliknya. Kaum urban adalah sekelompok orang yang tinggal di suatu kota dengan mengisi semua waktunya di kota, dari pekerjaan hingga kehidupannya sehari-hari. Urbanisasi merupakan fenomena yang biasa terjadi di sebuah negara, khususnya negara-negara berkembang seperti Indonesia. Urbanisasi terjadi akibat adanya faktor-faktor pendorong yang menyebabkan masyarakat melakukan perpindahan ke daerah lain. Faktor yang dominan adalah masalah ekonomi. Dengan alasan untuk meningkatkan perekonomian masyarakat berpindah dari satu daerah ke daerah lain yang dianggap mampu menyediakan sumber-sumber perekonomian yang baik. Hal ini biasanya terjadi pada masyarakat desa yang melakukan migrasi ke perkotaan, khususnya adalah kota-kota besar yang dalam bayangan mereka mampu menyediakan lapangan pekerjaan yang luas dan beragam, dan tentunya dengan harapan untuk penghasilan yang lebih baik secara ekonomi. Anggapan mereka tidak keliru, karena kenyataannya kota-kota besar memang menyediakan lapangan pekerjaan yang banyak dan beragam. Namun demikian menjadi keliru jika mereka masih menganggap mudah untuk mengakses ragam pekerjaan yang disediakan oleh kota-kota besar, terlebih lagi pekerjaan yang membutuhkan keahlian khusus. Tentu saja mereka tidak akan mempertimbangkan hal ini, dan pada akhirnya merekapun melakukan migrasi besar-besaran dengan hanya bermodalkan ‘nekat’. Tidak ada modal keahlian maupun modal finansial yang mereka miliki. Satu demi satu permasalahan muncul seiring dengan laju urbanisasi. Resiko-resiko besar hidup di kota tentunya sudah mereka pahami sebelumnya, namun mereka masih saja memilih untuk melakukan urbnisasi. Ledakan populasi di kota-kota besar tentunya menjadikannya begitu padat dan sesak dengan penduduk. Hal inilah salah satunya yang memicu munculnya berbagai permasalahan. Dengan kondisi perkotaan yang demikian ini kemudian apakah wilayah tersebut masih layak bagi warga yang tinggal di dalamnya, tentunya duperlukan langkah-langkah jitu untuk mengantisipasi permasalahan-permasalahan yang muncul silih-berganti, untuk mewujudkan kondisi perkotaan yang benar-benar layak huni seperti apa yang dicitrakan oleh banyak media televisi.
    Seperti telah disebutkan bahwa urbanisasi yang tak merata meyebabkan banyak permasalahan di kota-kota besar. dari banyaknya permasalahan secara garis besar terdapat dua permasalahan umum, yaitu masalah sosial, dan permasalahan lingkungan. Dua permasalahan ini berkembang menjadi permasalahan-permasalahan lain yang lebih beragam, contohnya, dalam masalah sosial terdapat beberapa masalah, misalnya: kemiskinan, kriminalitas, tingginya angka KDRT, dan lain sebagainya. Sedangkan dalam permasalahan lingkungan dapat diambil contoh, banyaknya pemukiman liar, lautan sampah, banjir, kemacetan lalu lintas, tingginya polusi udara, hingga permasalahan kesehatan. Berikut ini adalah kasus sosial di perkotaan sebagai efek dari urbanisasi:

    1. Tingginya angka kemiskinan
    Dengan jumlah dan persentase penduduk perkotaan yang semakin besar dan semakin padat tersebut tentu akan menambah beban hidup perkotaan yang semakin berat sehingga menimbulkan berbagai permasalahan di berbagai bidang. Diantara berbagai permasalahan tersebut yang menonjol diantaranya adalah yang berhubungan dengan kemiskinan. Sebagian besar kemiskinan yang melanda masyarakat perkotaan adalah akibat ketidakmampuan mereka untuk bersaing di dalam perekonomian kota. Hal ini diakibatkan oleh rendahnya keahlian mereka untuk mendapatkan pekerjaan yang layak. Pada akhirnya merekapun tersingkir dari persaingan. Potret ini umumnya terekam melalui wajah perkotaan, Dengan sudut-sudut pemukiman kumuh. Hal ini, dikarenakan sebagian besar kaum urban yang bekerja menjadi buruh kasar dan memperoleh penghasilan minim. Akibatnya, mereka hanya mampu tinggal di kawasan kumuh dengan segala permasalahannya

    2. Meningkatnya pengangguran
    Dampak negatif yang disebabkan oleh urbanisasi selanjutnya adalah semakin tingginya tingkat pengangguran didaerah perkotaan, karena semakin banyak yang melakukan urbanisasi, semakin berkurangnya lapangan pekerjaan, sehingga membuat tingkat pengangguran di perkotaan semakin tinggi.

    3. Tingginya kriminalitas
    Mereka yang melakukan tindak kriminal umumnya adalah orang-orang miskin kota yang tersingkirkan. Kondisi ini tentu saja berpengaruh pada agresifitas mereka. Oleh karena itu tingginya kriminalitas ini salah satunya dipicu oleh kondisi miskin masyarakat kota dengan kehidupan yang serba terbatas, akses ekonomi, kesehatan, dan politik yang terbatas bagi mereka. Hal ini banyak menimbulkan keputusasaan bagi masyarakat miskin, maka tak heran jika pada akhirnya banyak di antara mereka melalui jalan belakang. Jalan belakang ini yang kerap kali berwujud tindak kriminalitas.

    4. Meningkatnya pemukiman kumuh di kota
    Semakin tingginya para urban yang menetap dikota, yang tidak dapat tempat tinggal yang layak, mereka pun membuat pemukiman-pemukiman sendiri dengan bahan triplek dan kardus yang membuat kota pun penuh dengan pemandangan pemukiman yang kumah.

    5. Terjadinya pencemaran lingkungan
    Urbanisasi yang dilakukan oleh para pendatang, membuat kota pun semakin padat sehingga harus mencari tempat tinggal yang layak, maka dari itu para urban pun rela tinggal di bawah jembatan. Mereka pun melakukan segala sesuatu disana, dari mencuci, mandi, bahkan membuang kotoran mereka, sehingga membuat lingkungan tercemar.

    Suka

Apa Komentar Anda